Daerah Aceh terkenal dengan seni budayanya, dimana tarian Aceh sudah terkenal baik di Nusantara maupun dunia Internasional. Beberapa waktu yang lalu di Kota Jakarta ditampilkan pergelaran tarian Aceh. Di sini Sanggar seni Cut Nyak Dhien Banda Aceh menampilkan 20 tarian Aceh secara medley dalam rangka memperoleh pencatatan rekor MURI Indonesia.
Acara ini berlangsung di Graha Bhakti Budaya, Jakarta Pusat. Hal ini dilakukan untuk menggaungkan Visit Aceh 2013 yang telah dicanangkan oleh Kementerian Pariwisata Indonesia.
Sekitar 65 anggota sanggar, termasuk penari dan pengurus berangkat ke Jakarta untuk mempertontonkan kepada segenap hadirin.
20 tarian Aceh ditampilkan tanpa henti atau medley dan berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai sanggar dengan penampilan terbanyak saat tampil di Graha Bhakti.Kegiatan ini mengambil tema “Prosesi Adat Intat Linto dan Pagelaran Tari Seni Multikultural Aceh.”
Tarian Aceh ini adalah adat intat linto, ranup lampuan, tarian piasan raya, tarian geunta, geudumbak, piasan luah blang, troen u laot, marhaban, saleum hekeumah, phoek teupon, likok pulo, guel, rateb meuseukat, seudati, droep darut, rapai geleng, prang sabi, saman gayo, serta tarian rampoe.
Penampilan penari Sanggar Cut Nyak Dhien sangat memukau hadirin dan acara ini dibuka oleh Gubernur Zaini Abdullah serta membuat penonton yang hadir termasuk sejumalah tokoh Aceh di Jakarta terus memberi applaus kepada mereka.
Hadir antara lain yaitu tokoh masyarakat Aceh di Jakarta, Atase Kebudayaan, perwakilan dari Kedutaan, para mahasiswa, jurnalis, teman-teman dari komunitas tari di Jakarta, aktivis dan tentunya masyarakat Aceh di Jakarta.
Acara yang dibuka oleh Bapak Gubernur Aceh Dr Zaini Abdullah pada jam 20.00 WIB, meleset satu jam dari jadwal yang telah ditetapkan.
Penyerahan sertifikat Rekor MURI untuk Pemerintah Aceh, Sanggar Cut Nyak Dhien dan BPD Aceh sekaligus mengakhiri piasan raya malam pagelaran “Prosesi Adat Intat Linto dan Pagelaran Tari Seni Multikultural Aceh untuk Pemcatatan Rekor MURI dengan Katagori Penampilan Terbanyak oleh Satu Sanggar
Acara ini berlangsung di Graha Bhakti Budaya, Jakarta Pusat. Hal ini dilakukan untuk menggaungkan Visit Aceh 2013 yang telah dicanangkan oleh Kementerian Pariwisata Indonesia.
Sekitar 65 anggota sanggar, termasuk penari dan pengurus berangkat ke Jakarta untuk mempertontonkan kepada segenap hadirin.
20 tarian Aceh ditampilkan tanpa henti atau medley dan berhasil memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai sanggar dengan penampilan terbanyak saat tampil di Graha Bhakti.Kegiatan ini mengambil tema “Prosesi Adat Intat Linto dan Pagelaran Tari Seni Multikultural Aceh.”
Tarian Aceh ini adalah adat intat linto, ranup lampuan, tarian piasan raya, tarian geunta, geudumbak, piasan luah blang, troen u laot, marhaban, saleum hekeumah, phoek teupon, likok pulo, guel, rateb meuseukat, seudati, droep darut, rapai geleng, prang sabi, saman gayo, serta tarian rampoe.
Penampilan penari Sanggar Cut Nyak Dhien sangat memukau hadirin dan acara ini dibuka oleh Gubernur Zaini Abdullah serta membuat penonton yang hadir termasuk sejumalah tokoh Aceh di Jakarta terus memberi applaus kepada mereka.
Hadir antara lain yaitu tokoh masyarakat Aceh di Jakarta, Atase Kebudayaan, perwakilan dari Kedutaan, para mahasiswa, jurnalis, teman-teman dari komunitas tari di Jakarta, aktivis dan tentunya masyarakat Aceh di Jakarta.
Acara yang dibuka oleh Bapak Gubernur Aceh Dr Zaini Abdullah pada jam 20.00 WIB, meleset satu jam dari jadwal yang telah ditetapkan.
Penyerahan sertifikat Rekor MURI untuk Pemerintah Aceh, Sanggar Cut Nyak Dhien dan BPD Aceh sekaligus mengakhiri piasan raya malam pagelaran “Prosesi Adat Intat Linto dan Pagelaran Tari Seni Multikultural Aceh untuk Pemcatatan Rekor MURI dengan Katagori Penampilan Terbanyak oleh Satu Sanggar
0 komentar:
Post a Comment