Hasil investigasi sementara dilapangan terkait dugaan pelanggaran HAM penembakan oleh Brimob Polda Sumsel terhadap warga di Desa Limbang Jaya, Ogan Ilir, Sumatera Selatan banyak ditemukan kejanggalan dan bertolak belakang dengan keterangan pihak kepolisian.
Salah satu keterangan yang didapat tim Komnas HAM diantaranya, warga tidak melakukan penghadangan terhadap iring-iringan kendaraan Brimob Polda Sumsel. Hal ini berbeda berbeda dengan keterangan pihak kepolisian yang menyebutkan betrokan terjadi karena ada penghadangan. Fakta lai, ditemukannya peluru tajam dilokasi yang diduga merupakan peluru yang digunakan dalam tragedi penmbakan saat terjadi bentrok. Sementara keterangan pihak kepolisian menerangkan tidak ada peluru tajam dalam peristiwa tersebut melainkan peluru karet.
Pihak tim Investigasi Komnas HAM juga mendapatkan keterangan bahwa Angga Prima tewas dijarak 15 meter dengan aparat namun versi lain ada yang menyebutkan 85 meter dari aparat.
Ketua Tim Investigasi Komnas HAM Nur Kholis, mengatakan dalam investegasi pihaknya mendalami kontruksi cerita dari para saksi-saksi untuk mempertegas atau memperjelas terkait adanya tembakan terhadap. Menurutnya ada dua masalah penting yang terjadi soal peristiwa Limbang Jaya yakni masalah konflik lahan dan masalah penengkapan warga termasuk tragedi penembakan. Dua kontruksi masalah inilah yang akan didalami oleh Tim Investigasi Komnas HAM selama 4 hari dilokasi peristiwa.
Sementara itu, selain dari Tim Investigasi Komnas HAM yang melakukan pendalaman peristiwa ini, tim forensik Mabes Polri juga melakukan investigasi dilapangan pada hari yang sama. Walaupun sempat bertemu dilapangan antara kedua tim investigasi ini, mereka tetap bekerja masing-masing.
0 komentar:
Post a Comment