Hahaha.. Belum tahu nih, masih belum tahu kapan (menikahnya). Tentu saja aku mau menikah, tapi masih belum tahu,” kata Gisel, tersenyum.
Bukan berarti ia tidak mempunyai impian tentang pernikahannya kelak. “Nantinya, konsep pernikahanku itu santai, yang di tepi pantai. Kebetulan, mas Gading mempunyai selera yang sama denganku, jadi tidak ada masalah dengan itu,” kata Gisel. Itu artinya, kalian akan memilih pantai untuk dijadikan lokasi pernikahan? “Belum tahu juga sih, kan harus dibicarakan dengan keluarga kita berdua,” ujar Gisel.
Paris Yang Romantis
Bagi Gisel, bulan madu tidaklah begitu penting. “Penting tidak penting sih. Dibilang penting banget juga tidak, dibilang harus (bulan madu) juga tidak. Tapi kalau ada bulan madu kayaknya lebih seru deh. Anggap saja berhenti sejenak dari pekerjaan. Namanya juga perempuan, ingin merasakan bulan madu, sesuatu yang romantis setelah menikah,” urai gadis kelahiran 16 November 1990.
Lantas, mau bulan madu kemana nih? “Wah, itu aku belum tahu. Kalau pinginnya sih, aku dari jaman dulu itu mau banget ke Paris. Ya, Paris menjadi tempat impianku untuk bulan madu setelah menonton film Eiffel I’m in Love sebanyak tiga kali. Dari situ, aku melihat kayaknya Paris itu romantis banget, pingin deh suatu hari nanti kesana sama suamiku setelah menikah,” harap Gisel, tersenyum.
Ditanya mengenai konsep keluarga yang akan dijalaninya bersama Gading, ia tersenyum.
“Tidak ada konsep. Jujur, aku belum memikirkan apa-apa, termasuk konsep keluarga idaman. Nanti saja sambil jalan,” kata wanita asal Surabaya, Jawa Timur ini.
Gisel mengungkapkan jika hubungannya dengan Gading diawali dari pertemanan. “Menjadi dekat saat ada kesempatan untuk itu. Tidak lama kok, karena langsung pacaran. Berapa tahun belakangan ini, saya tidak suka pendekatan terlalu lama dengan pria. Kalau memang cocok, ya pacaran saja dulu. Menikah itu bisa kapan saja. Daripada pendekatan terus tapi tidak pacaran, sama saja bohong,” tutur Gisel.
Banyak alasan kenapa akhirnya Gisel mengiyakan Gading untuk menjadi kekasih hatinya. “Dia itu orangnya baik, sabar, simpel dan tidak pernah komplain apapun. Tidak rumit dan tidak banyak aturan. Porsinya tuh pas, perhatian dan membebaskannya itu pas sekali, tidak yang berlebihan,” kata Gisel, tersipu malu.
Usia Gading 8 tahun lebih tua dibanding Gisel. “Saya nyaman sekali dengan Gading. Selama ini, saya tidak pernah ada masalah dengan usia. Dulu saja pernah pernah pacaran dengan pria yang usianya 13 tahun. Kalau yang seumuran atau hanya berbeda 1 atau 2 tahun saja malah tidak begitu cocok karena sering bertengkar karena sama-sama keras kepala,” ujar Gisel.
Bukan berarti ia tidak mempunyai impian tentang pernikahannya kelak. “Nantinya, konsep pernikahanku itu santai, yang di tepi pantai. Kebetulan, mas Gading mempunyai selera yang sama denganku, jadi tidak ada masalah dengan itu,” kata Gisel. Itu artinya, kalian akan memilih pantai untuk dijadikan lokasi pernikahan? “Belum tahu juga sih, kan harus dibicarakan dengan keluarga kita berdua,” ujar Gisel.
Paris Yang Romantis
Bagi Gisel, bulan madu tidaklah begitu penting. “Penting tidak penting sih. Dibilang penting banget juga tidak, dibilang harus (bulan madu) juga tidak. Tapi kalau ada bulan madu kayaknya lebih seru deh. Anggap saja berhenti sejenak dari pekerjaan. Namanya juga perempuan, ingin merasakan bulan madu, sesuatu yang romantis setelah menikah,” urai gadis kelahiran 16 November 1990.
Lantas, mau bulan madu kemana nih? “Wah, itu aku belum tahu. Kalau pinginnya sih, aku dari jaman dulu itu mau banget ke Paris. Ya, Paris menjadi tempat impianku untuk bulan madu setelah menonton film Eiffel I’m in Love sebanyak tiga kali. Dari situ, aku melihat kayaknya Paris itu romantis banget, pingin deh suatu hari nanti kesana sama suamiku setelah menikah,” harap Gisel, tersenyum.
Ditanya mengenai konsep keluarga yang akan dijalaninya bersama Gading, ia tersenyum.
“Tidak ada konsep. Jujur, aku belum memikirkan apa-apa, termasuk konsep keluarga idaman. Nanti saja sambil jalan,” kata wanita asal Surabaya, Jawa Timur ini.
Gisel mengungkapkan jika hubungannya dengan Gading diawali dari pertemanan. “Menjadi dekat saat ada kesempatan untuk itu. Tidak lama kok, karena langsung pacaran. Berapa tahun belakangan ini, saya tidak suka pendekatan terlalu lama dengan pria. Kalau memang cocok, ya pacaran saja dulu. Menikah itu bisa kapan saja. Daripada pendekatan terus tapi tidak pacaran, sama saja bohong,” tutur Gisel.
Banyak alasan kenapa akhirnya Gisel mengiyakan Gading untuk menjadi kekasih hatinya. “Dia itu orangnya baik, sabar, simpel dan tidak pernah komplain apapun. Tidak rumit dan tidak banyak aturan. Porsinya tuh pas, perhatian dan membebaskannya itu pas sekali, tidak yang berlebihan,” kata Gisel, tersipu malu.
Usia Gading 8 tahun lebih tua dibanding Gisel. “Saya nyaman sekali dengan Gading. Selama ini, saya tidak pernah ada masalah dengan usia. Dulu saja pernah pernah pacaran dengan pria yang usianya 13 tahun. Kalau yang seumuran atau hanya berbeda 1 atau 2 tahun saja malah tidak begitu cocok karena sering bertengkar karena sama-sama keras kepala,” ujar Gisel.
0 komentar:
Post a Comment