Shireen harus memerankan karakter sebagai pengantin baru yang mengalami vagisnismus--suatu disfungsi seksual pada wanita. Secara psikologis, ia mengalami trauma sehingga tak bisa berhubungan seksual, bahkan dengan suaminya sendiri.
Dalam film itu, setelah enam bulan menikah Shireen masih tetap perawan. Tak ayal, hal ini mengakibatkan masalah tersendiri bagi rumah tangganya.
Salah satu pertimbangan Shireen memilih film itu memang karena ide ceritanya yang menarik. Juga, romantis tapi dibalut komedi. Dengan begitu, ia merasa menghibur masyarakat. Kekasih Teuku Wisnu itu mengakui dia juga banyak mendapat pengetahuan dari film itu. Awalnya, ia sama sekali tak mengerti soal vagisnismus.
"Aku cari di Internet. Ternyata banyak banget di Indonesia yang memiliki masalah itu," ujarnya saat ditemui di sebuah restoran di kawasan Gatot Subroto, Jakarta.
Penyebab timbulnya kelainan ini, kata Shireen, juga macam-macam. Salah satunya bisa karena trauma atau ketakutan akibat ditinggalkan laki-laki. Yang membuat Shireen tertarik, persoalan vagisnismus itu tidak divisualisasikan dengan vulgar, tapi malah diperkuat dengan nuansa komedi.
Mengetahui soal vagisnismus, tak membuat Shireen takut menjalani malam pertama dengan suaminya nanti. Ia tak merasa memiliki trauma apapun dalam hubungan seksual atau asmara dengan laki-laki. Ia justru menganggap pengetahuan soal vagisnismus sebagai ilmu baru untuknya. Bintang sinetron Cinta Fitri itu juga mendapat pelajaran soal kesetiaan melalui film Honeymoon ini.
"Di sini Farah (nama karakter yang diperankan Shireen) sangat setia sama suaminya. Kejujuran juga penting," ujarnya. (kd)
Calvin Cacink
0 komentar:
Post a Comment